3G Organik

Kamis, 21 Januari 2021

Membangun Bisnis Petani Bersama

Oleh : Eny Prasetyowati. BL, SP
Belakangan ini, kedelai menjadi bahan perbincangan yang hangat karena kedelai import tidak lagi lancar karena China membutuhkan stok kedelai sangat banyak. Sehingga importir kedelai di Indonesia bersaing mendapatkan produk & harga dengan China.
Padahal... sudah  bertahun-tahun nasib petani kedelai kita seolah tiada yg menoleh, meskipun meratap. Kalah bersaing dengan import yang saat panen raya, ikut menurunkan harga. Sehingga harga kedelai lokal hancur. Sampe ada yang dibawah 5000 sehinga untuk pakan ternak.
Karena itu wajar bila petani menoleh ke kacang hijau yang lagi diburu eksportir. Yang harganya antara 16.000 paling murah 12.000 saat panen raya. Meskipun hasilnya bisa lebih tinggi kedelai tapi harga jualnya menang kacang hijau.
Karena itu berkaca dari ketidak berdayaan petani-petani lokal kita, berkorporasi adalah jawabannya. Supaya petani-petani kita punya nilai tawar. Bisa dicarikan pasar dan bisa menentukan harga.
Mari kawan-kawan kita coba bangkitkan korporasi petani, supaya ada perputaran uang di Kelompok Tani. Karena petani membutuhkan benih, pupuk (organik), pestisida (nabati), dll yang bila itu bisa dibuat secara kelompok, maka ada kemandirian saprodi. Bahkan arus uang masuk/cashflow tidak hanya dari kelompok, bisa dari kelompok lain, desa lain, kec lain.....
Yuk kita bersama, pejuang-pejuang organik 3G O bisa mendampingi corporasi petani untuk mandiri, modern (organik) & punya nilai tawar.
Salam organik, Eny ketua Pusat 3G O.

1 komentar:

Terima kasih atas kunjungan anda !